BATUAN BEKU
A. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan
ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel
ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah
satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur,
penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
Lebih dari
700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian
besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
B. Struktur
Batuan Beku
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur
masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan
beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita
perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur
batuan beku
1. Struktur batuan
beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki
berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan
yang terlihat seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat
sebagai lapisan
c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
d. Pillow lava, yaitu
struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-
lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat
pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. Amigdaloidal, yaitu struktur
vesikular yang kemudian terisi
oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran
2. Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah
(dome), dimana perlapisan batuan
yang asalnya datar menjadi
melengkung akibat penerobosan tubuh
batuan ini,
sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke
bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer
dengan kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau
antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith
berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
a. Dyke, yaitu
tubuh batuan yang memotong perlapisan
disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang.
Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan
kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat
besar yaitu > 100 km2
dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith
tetapi ukurannya lebih kecil
C. Tekstur Batuan Beku
tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :
1. Tingkat kristalisasi
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun
oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal
dan gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya
tersusun oleh gelas
2.
Ukuran butir
a) Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya
tersusun oleh mineral-mineral
yang berukuran kasar.
b) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya
tersusun oleh mineral berukuran halus.
d. Klasifikasi Batuan Beku
Batuan beku diklasifikasikan
berdasarkan tempat
terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.
A. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku
dibedakan atas :
1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh
di perut bumi.
2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu
tidak jauh dari permukaan bumi
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di
permukaan bumi
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang) seperti
Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
B. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%
c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2- nya batuan beku diklasifikasikan
menjadi empat yaitu:
1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.
2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan
SiO2 65% - 52%. Contohnya Diorit, Andesit
3. Batuan beku basa (basic),
kandungan SiO2 52% -
45%, contohnya Gabbro, Basalt
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan
SiO2 < 30%
C. Pengelompokan Batuan Beku
Untuk membedakan berbagai jenis batuan beku yang terdapat di Bumi, dilakukan berbagai cara pengelompokan terhadap batuan beku (gambar 3.6). Pengelompokan yang
didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan.
Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal,
karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi. Dan yang
sering digunakan adalah yang didasarkan kepada tekstur dipadukan dengan susunan mineral, dimana keduanya dapat
dilihat dengan kasat mata.
D. Penamaan Batuan Beku
Penamaan batuan beku ditentukan berdasarkan dari
komposisi mineral-mineral utama (ditentukan ) berdasarkan persentase volumenya) dan apabila dalam penentuan
komposisi mineralnya sulit
ditentukan secara pasti, maka analisis kimia dapat
dilakukan untuk memastikan komposisinya.
Yang dimaksud dengan klasifikasi batuan beku disini adalah
semua batuan beku yang terbentuk seperti yang diuraikan
diatas (volkanik, plutonik, extrusive, dan intrusive). Dan batuan
beku ini mungkin terbentuk oleh proses magmatik,
metamorfosa, atau kristalisasi metasomatism.
Penamaan batuan beku didasarkan atas TEKSTUR BATUAN dan KOMPOSISI MINERAL. Tekstur batuan beku adalah
hubungan antar mineral dan derajat kristalisasinya. Tekstur batuan beku
.
Pada batuan beku kita mengenal derajat
kristalisasi batuan: Holohyaline (seluruhnya terdiri dari mineral amorf/gelas)), holocrystalline (seluruhnya terdiri dari kristal), dan
hypocrystalline (sebagian teridiri dari amorf dan sebagian kristal). Sedangkan bentuk mineral/butir dalam batuan
beku dikenal dengan bentuk
mineral: Anhedral, Euhedral, dan Glass/amorf. Komposisi mineral utama batuan adalah mineral penyusun
batuan (Rock forming
mineral) dari Bowen series, dapat terdiri
dari satu atau lebih mineral. Komposisi mineral
dalam batuan beku dapat terdiri dari
mineral primer (mineral yang terbentuk pada saat pembentukan
batuan / bersamaan pembekuan magma) dan mineral sekunder
(mineral yang terbentuk setelah (pembentukan batuan). diperlihatkan jenis batuan beku Intrusif dan batuan beku Ekstrusif dan
batuan Ultramafik beserta komposisi mineral utama
dan mineral sedikit yang menyusun pada setiap jenis batuannya.