Reaksi
inti sebagaimana jarang orang ketahui – sebenarnya berbeda dengan
reaksi kimia. Dikarenakan reaksi tersebut terjadi pada tingkatan inti
atom (nukleus) bukannya atom secara keseluruhan. Seperti yang pernah
dibahas pada tulisan saya sebelumnya,
bahwa energi Kimia dan Energi Atom, sama – sama berasal dari atom,
namun perbedaanya energi kimia yang dihasilkan dari tiap – tiap
pembakaran sebuah batu bara dan minyak bumi – misalnya, akan
menghasilkan penyusunan kembali (rearrangement) atom yang
disebabkan oleh redistrisbusi elektron. Sedangkan di sisi lain, energi
atom dihasilkan dari redistribusi partikel dengan inti atom (atomic nuclei). Karena itulah untuk menghindari kerancuan sering digunakan istilah “Energi Nuklir” daripada istilah energi atom.
Dalam kondisi laboratorium yang sesuai,
inti atom bisa dibuat dari inti atom yang lain terutama untuk unsur –
unsur yang memiliki nomer atom yang paling kecil yakni inti hidrogen (
identik dengan proton), inti deuterium (deuterons) dan inti helium (
partikel alfa). Sebagaimana telah diketahui, Inti atom bisa berinteraksi
dengan neutron, elektron dan sinar gamma.
Namun pada
temperatur biasa, laju reaksi nuklir – (yakni jumlah nukleus yang
bereaksi pada waktu tertentu dalam volume tertentu) adalah sangat kecil
dibandingkan laju reaksi kimia yang menghasilkan atom atau molekul.
Mengapa hal tersebut terjadi? Ada dua alasan yang membuat mengapa hal
tersebut terjadi :
Alasan pertama adalah ukuran nukleus yang kecil ( hanya berode 1012 cm ) dibandingkan dengan ukuran atom atau molekul secara keseluruhan yang berode 10-7 atau 10-8.
Ini menyebabkan tumbukan nuklir yang terjadi memiliki laju yang lebih
sedikit dibandingkan dengan tumbukan pada tingkat atomik atau molekuler.
Namun, meskipun begitu, pada keadaan instimewa dimana nukleus dengan
massa dan energi yang kecil bisa berlaku seolah – olah memiliki diameter
yang mendekati ukuran diameter atom sehingga laju reaksi nuklir yang
terjadi akan meningkat secara drastis diatas nilai biasa. Kondisi
istimewa ini akan dibahas pada tulisan saya yang lain.
Alasan kedua yang bertanggung jawab
menyebabkan laju yang relatif rendah dari interaksi inti dengan inti
yang lainnya adalah adanya gaya coulomb yang bersifat saling tolak –
menolak diantara inti yang disebabkan muatan positif pada inti. Energi
tolakan tersebut adalah sebanding dengan (z1 – z2 )/ R . dimana Z1 dan Z2 adalah muatan, yakni nomer atom dari dua inti yang berinteraksi dan R adalah jarak diantara 2 pusat inti.
Karena inti satu harus mendekati inti lainnya dengan jarak 1012
cm sebelum bisa berinteraksi, maka energi penolakan yang timbul –
sesuai persamaan coulomb tersebut – akan sangat besar, khususnya pada
inti atom dengan nomer atom yang tinggi. Dalam kasus inti dengan nomer
atom kecil ( seperti H, He ), energi coulomb yang terjadi pada orde
jutaan electron Volt, bayangkan energi Coulomb yang timbul pada inti
atom dengan nomer atom yang besar (seperti uranim -235 misalnya).
Disisi lain pada reaksi kimia, Energi
yang dibutuhkan untuk mengijinkan interaksi medan elektronik adalah
jarang mencapai lebih dari beberapa elektron Volt. Pada temperatur
biasa probabilitas bahwa sepasang atom/molekul yang bertubrukan akan
memiliki sejumlah Energi kinetik dalam nilai jutaan eV adalah sangat
kecil sekali. Oleh sebab itu, tidak hanya jumlah tumbukan diantara inti
atomik lebih kecil diantara atom/molekul yang bertubrukan di dalam
kondisi yang sama, tapi probabilitas terjadinya interaksi dari tumbukan
tersebut juga dinilai kecil. Sehingga tidaklah heran bahwa laju reaksi
yang terjadi diantara inti atom adalah jauh lebih kecil daripada reaksi
kimia di tingkat atom/molekul
Hikmah
Sebuah hikmah dapat kita ambil dari laju
reaksi nuklir yang sangat kecil pada kondisi biasa ini. Seperti
diketahui, semua organ dan jaringan tubuh, didalam bumi kita, seluruh
atmosfer, semua benda hidup dan mati termasuk kita, terdiri dari atom –
yang tentu memiliki inti – inti atom. Dua alasan yang telah saya
kemuakakan diatas mencegah inti – inti atom tersebut untuk berinteaksi.
Jika tidak demikian, maka bumi hanya akan menjadi bola langit tak
berpenghuni di mana reaksi inti akan berjalan terus-menerus. Maha Suci
Allah yang telah menciptakan inti atom lengkap dengan kekuatan dahsyat
di dalamnya dan menjaga kekuatan ini terkendali secara menakjubkan.
Menciptakan Reaksi Nuklir ?
Nah, lalu bagaimana cara agar sebuah
reaksi nuklir dapat terjadi. Ada dua cara yang dapat dilakukan sehingga
reaksi nuklir bisa memiliki laju reaksi yang lebih besar dari pada
keadaan normalnya. Cara pertama adalah dengan meningkatkan temperatur
hingga beberapa juta derajat Celcius sehingga interaksi inti akan
mendapatkan energi kinetik yang cukup untuk mengatasi tolakan
elektrostatik atau tembol Coulomb yang menghalangi interaksi tersebut.
Proses ini dikenal dengan nama Reaksi Termonuklir yang dapat ditemui
pada matahari, bintang. Reaksi ini merupakan sumber energi pada benda –
benda angkasa tersebut.
Cara kedua yang dapat dilakukan adalah
dengan menembaki inti atom dengan material – material inti ringan
(seperti proton, deuteron, atau partikel alfa ) yang telah dipercepat
dengan menggunakan Cynclotron atau peralatan lain sehingga inti ringan
tersebut mendapatkan Energi Kinetik pada hampiran jutaan elektron Volt.
Reaksi ini juga bisa dilakukan dengan elektron yang secara tinggi
dipercepat, sinar gamma, dan dan sinar X berenergi tinggi.
Referensi:
The Elements of Nuclear Reactor